وَأَخْرَجَ أَحْمَدُ وَابْنُ حِبَّانَ: مَنْ
حَافَظَ عَلَى الصَّلَوَاتِ كَانَتْ لَهُ نُوْرًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
Imam Ahmad dan Ibnu Hibban meriwayatkan: (Nabi bersabda): “Barangsiapa yang menjaga shalat lima waktu maka akan menjadi cahaya, kemilau dan keselamatan baginya pada hari kiamat”.
وَمَنْ
لَمْ يُحافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُوْرٌ وَلَا بُرْهَانٌ وَلَا نَجَاةٌ،
وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُوْنَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وأُبَيِّ
بْنِ
خَلَفِ
“Dan barangsiapa yang tidak menjaga shalat lima waktu maka ia tidak akan bercahaya, berkilau dan tidak selamatan, namun pada hari kiamat ia dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubay bin Khalaf”.
وَمُسْلِمٌ وَأَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ
وَابْنُ مَاجَهْ: «بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلَاةِ»
Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah meriwayatkan: (Nabi bersabda): “Yang membedakan seseorang dari kekafiran adalah meninggalkan shalat”.
وَالتِّرْمِذِيُّ: «بَيْنَ الْكُفْرِ
وَالْإِيْمَانِ تَرْكُ الصَّلَاةِ».
Imam Tirmidzi meriwayatkan: (Nabi bersabda): “Yang membedakan kekufuran dan iman adalah meninggalkan shalat”.
وَأَبُوْ
دَاوُدَ: «بَيْنَ الْعَبْدِ وَبَيْنَ الْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلَاةِ».
Imam Abu Dawud juga meriwayatkan: (Nabi bersabda): “Yang membedakan seseorang dengan kekufuran adalah meninggalkan shalat”.
وَأَحْمَدُ
وَالتِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ وَابْنَا مَاجَهْ وَحِبَّانَ وَالْحَاكِمُ عَنْ
بُرَيْدَةَ: «اَلْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةُ، وَمَنْ
تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ».
Imam
Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim meriwayatkan dari Sahabat Buraidah: (Nabi bersabda): “Janji yang membedakan antara kita dan orang-orang kafir adalah shalat. Maka barangsiapa yang meninggalkan shalat maka ia telah kafir”.
وَالطَّبْرَانِيُّ: مَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ
مُتَعَمِّدًا فَقَدْ كَفَرَ جِهَارًا.
Imam Thabrani meriwayatkan: (Nabi bersabda): “Barangsiapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja maka jelas ia telah kafir”.
وَفِيْ رِوَايَةٍ سَنَدُهَا حَسَنٌ: عِزُّ
الْإِسْلَامِ، وَقَوَاعِدُ الدِيْنِ ثَلَاثٌ عَلَيْهِنَّ أَسَسُ الْإِسْلَامِ مَنْ
تَرَكَ وَاحِدَةً مِنْهُنَّ فَهُوَ بِهَا كَافِرٌ حَلَالُ الدَّمِ: شَهَادَةُ أَنْ
لَا اِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَالصَّلَاةُ الْمَكْتُوْبَةُ وَصَوْمُ رَمَضَانَ.
Dalam sebuah riwayat yang
sanadnya hasan: (Nabi bersabda): “Kemuliaan Islam dan tiang penyangga agama ada tiga hal yang menjadi pondasi utama. Barangsiapa meninggalkan salah darinya maka ia telah kafir dan halal darahnya: yaitu bersaksi tiada Tuhan selain Allah, shalat lima waktu dan puasa Ramadhan”.
وَفِيْ رِوَايَةٍ أُخْرٰى سَنَدُهَا حَسَنٌ
أَيْضًا: مَنْ تَرَكَ وَاحِدَةً مِنْهُنَّ فَهُوَ بِاللهِ كَافِرٌ، وَلَا يُقْبَلُ
مِنْهُ صِرْفٌ وَلَا عَدْلٌ، وَقَدْ حَلَّ دَمُهُ وَمَالُهُ
Dalam riwayat lain yang sanadnya juga hasan: (Nabi bersabda): “Barangsiapa meninggalkan salah satu dari shalat lima waktu maka demi Allah ia telah kafir; dan tidak diterima ibadah wajib serta ibadah sunnah; dan halal darahnya”.
وَالتِّرْمِذِيُّ: كَانَ أَصْحَابُ رَسُوْلِ
اللهِ لَا يَرَوْنَ شَيْئًا مِنَ الْأَعْمَالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ الصَّلَاةِ. Imam Tirmidzi meriwayatkan: “Para sahabat Nabi tidak melihat sesuatu dari amal perbuatan selain shalat, yang apabila meninggalkan dikategorikan kafir”.
Penulis : KH. M. Ali Maghfur Syadzili Iskandar, S.Pd.I,.
Pengajian : Kitab Irsyadul 'Ibad
0 comments:
Posting Komentar