...

Tips disayangi oleh Allah yang Maha Penyanyang

Leave a Comment

Hadist Pertama 



اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمٰنُ، اِرْحَمُوْا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ {رواه أحمد والبيهقي والترمذي وأبو داود}
“Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah makhluq yang ada di bumi, niscaya engkau akan disayangi oleh makhluq yang ada di langit.”
 (HR. Ahmad, Baihaqi, Tirmidzi, dan Abu Dawud)




Hikayat Pertama

Suatu hari Sayyidina ‘Umar  melihat seorang anak kecil yang sedang bermain-main dengan seekor burung kecil di tangannya. Sayyidina ‘Umar  merasa kasihan melihat burung tersebut, maka ia membeli burung tersebut kemudian melepaskannya. 

Setelah Sayyidina ‘Umar wafat, orang-orang shaleh pada waktu itu bermimpi bertemu dengannya. Mereka bertanya kepada ‘Umar: “Apa yang Allah lakukan kepadamu?”. ‘Umar menjawab: “Allah mengampuni dan memaafkan dosa-dosaku.” Mereka bertanya lagi: “Sebab amalan apa Allah mengampunimu, dengan kedermawananmu, keadilanmu atau kezuhudanmu?”. 

‘Umar menjawab: “Saat kalian memasukkan jasadku ke kubur, lalu menimbunku dan menginggalkanku sendiri, lalu datanglah dua malaikat yang gagah. Akalku terbang dan sendi-sendiku pun bergetar melihat kegagahan dua malaikat tersebut. Keduanya lalu meraih tubuhku dan mendudukkanku. Saat keduanya akan bertanya kepadaku, aku mendengar suara hatif (suara tanpa bentuk) “Tinggalkanlah hamba-Ku ini, janganlah kalian menakut-nakutinya, sesungguhnya Aku menyanginya dan telah mengampuninya. Pada saat di dunia ia menyayangi seekor burung kecil, maka Aku menyayanginya pada kehidupan akhirat”.

‘Umar menjawab: “Saat kalian memasukkan jasadku ke kubur, lalu menimbunku dan menginggalkanku sendiri, lalu datanglah dua malaikat yang gagah. Akalku terbang dan sendi-sendiku pun bergetar melihat kegagahan dua malaikat tersebut. Keduanya lalu meraih tubuhku dan mendudukkanku. Saat keduanya akan bertanya kepadaku, aku mendengar suara hatif (suara tanpa bentuk) “Tinggalkanlah hamba-Ku ini, janganlah kalian menakut-nakutinya, sesungguhnya Aku menyanginya dan telah mengampuninya. Pada saat di dunia ia menyayangi seekor burung kecil, maka Aku menyayanginya pada kehidupan akhirat”.

‘Umar menjawab: “Saat kalian memasukkan jasadku ke kubur, lalu menimbunku dan menginggalkanku sendiri, lalu datanglah dua malaikat yang gagah. Akalku terbang dan sendi-sendiku pun bergetar melihat kegagahan dua malaikat tersebut. Keduanya lalu meraih tubuhku dan mendudukkanku. Saat keduanya akan bertanya kepadaku, aku mendengar suara hatif (suara tanpa bentuk) “Tinggalkanlah hamba-Ku ini, janganlah kalian menakut-nakutinya, sesungguhnya Aku menyanginya dan telah mengampuninya. Pada saat di dunia ia menyayangi seekor burung kecil, maka Aku menyayanginya pada kehidupan akhirat”.

‘Umar menjawab: “Saat kalian memasukkan jasadku ke kubur, lalu menimbunku dan menginggalkanku sendiri, lalu datanglah dua malaikat yang gagah. Akalku terbang dan sendi-sendiku pun bergetar melihat kegagahan dua malaikat tersebut. Keduanya lalu meraih tubuhku dan mendudukkanku. Saat keduanya akan bertanya kepadaku, aku mendengar suara hatif (suara tanpa bentuk) “Tinggalkanlah hamba-Ku ini, janganlah kalian menakut-nakutinya, sesungguhnya Aku menyanginya dan telah mengampuninya. Pada saat di dunia ia menyayangi seekor burung kecil, maka Aku menyayanginya pada kehidupan akhirat”.

Hikayat Kedua


Kemudian Allah memberikan wahyu kepada Nabinya kaum Bani Israil: “Katakan kepada Fulan, sesungguhnya Allah wajib memberikan pahala kepadamu bila ucapanmu: “Seandainya pasir ini berupa tepung pasti akan aku sedekahkan untuk Bani Israil”. Karena barangsiapa yang menyayangi hamba Allah maka ia akan mendapat rahmat dari Allah”.  

Kemudian Allah memberikan wahyu kepada Nabinya kaum Bani Israil: “Katakan kepada Fulan, sesungguhnya Allah wajib memberikan pahala kepadamu bila ucapanmu: “Seandainya pasir ini berupa tepung pasti akan aku sedekahkan untuk Bani Israil”. Karena barangsiapa yang menyayangi hamba Allah maka ia akan mendapat rahmat dari Allah”.  

Sumber : Kitab Usfuriyah
Penulis  : KH. M. Ali Maghfur Syadzili Iskandar, S.PdI.,

Link Download 
Versi .Ppt
Versi .Doc
Versi .Pdf


0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.